Makalah Tor Soro



 


MAKALAH


KARAKTERISTIK SEXSUAL IKAN TORSORO (Tor Soro)



Oleh
Rahmat Hidayat
0914111069


 
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012




BAB I.


Pendahuluan

Ikan yang masih sekerabat dengan ikan mas ini populer sebagai bahan pangan kelas tinggi, dan yang biasa dijumpai dan dikonsumsi di Indonesia dan Malaysia. Ikan ini hidup di sungai-sungai beraliran deras di pegunungan dan populasi sangat terancam akibat penangkapan berlebihan. Ikan torsoro (Tor soro) merupakan spesies endemik di kawasan Danau Toba, serta merupakan ikan lokal asli Indonesia sehingga keberadaannya harus terus dilestarikan (Kristanto, 2005).

Ikan torsoro termasuk ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Di Jawa Barat, ikan torsoro dijual per ekor berdasarkan ukurannya, untuk benih ukuran 3 sampai 5 cm dijual dengan harga Rp 7.000 per ekor sedangkan untuk ukuran konsumsi, berukuran sekitar 20 hingga 22 cm dapat diperoleh dengan harga Rp 150.000 per ekornya.

Tingginya harga ikan torsoro di pasaran menyebabkan terjadinya penangkapan yang berlebihan sehingga mengakibatkan terus menurunnya populasi ikan torsoro di alam. Selain akibat penangkapan berlebih, populasi ikan torsoro juga semakin menurun akibat adanya gangguan lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan budidaya ikan torsoro harus segera dikembangkan, mulai dari kegiatan pembenihan, pendederan, hingga pembesaran.


BAB II. 

2.1 Ciri seksual sekunder ikan torsoro

Ikan torsoro merupakan ikan yang termasuk ke dalam phylum Chordata, kelas Pisces, ordo Cypriniformis, famili Cyprinidae, genus Tor, dan spesies Tor soro (Valenciennes, 1842 dalam Cholik, et al., 2005).

Gambar Ikan Torsoro

Secara morfologis ikan torsoro mempunyai bentuk tubuh fusiform dan kepala yang agak meruncing, serta batang ekor yang besar sehingga termasuk dalam jenis ikan perenang cepat. Ikan torsoro memiliki satu pasang linea lateralis yang lengkap tidak terputus, terletak di atas sirip dada, sepanjang 23 sisik mulai dari belakang operculum hingga ujung batang ekor. Bentuk tubuh pipih memanjang, dengan warna tubuh keperakan pada ikan muda dan berangsur-angsur berubah menjadi kuning kehijauan pada ikan dewasa.

Perbedaan Induk Torsoro Jantan dan Induk Torsoro Betina
Karakter
Induk Jantan
Induk Betina
Tutup insang
(operculum)


Genital papilla




Warna tubuh



Bentuk Tubuh
Jika diraba terasa kasar, terdapat bintik menonjol sampai bawah mata (tubus).

Berbentuk lancip meruncing dan sedikit menonjol, jika bagian perut diurut perlahan akan keluar cairan sperma.

Warna tubuh keseluruhan lebih cerah dibandingkan betina.

Ramping memanjang.
Memiliki jumlah bintik relatif sedikit, bintik tidak kasar.

Mempunyai lubang besar, dan bentuknya tidak teratur, jika matang gonad berwarna merah.

Sirip dubur berwarna lebih hijau metalik cerah sampai kebiruan.

Relatif lebar.
Sumber: Subagja (2005)
2.2 Sifat Reproduksi
Induk ikan torsoro yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri dari perubahan tingkah laku dan morfologinya. Induk ikan torsoro yang matang gonad memiliki tingkah laku yaitu berenang ke daerah dangkal dengan mengunakan ekor dan mengaduk-aduk batu atau kerikil membersihkan dasar kolam untuk membentuk lubang-lubang pada dasar kolam. Ikan torsoro akan memijah di habitat tersebut dan telur berada di sela-sela batu koral.
Telur menetas 4-5 hari pada suhu air 19 - 21° C. Menurut (Effendie 2002) habitat pemijahan ikan bias di kelompokan menjadi tiga, yaitu phytophils (mempersyaratkan adanya vegetasi), lithophilis (mempersyaratkan dasar perairan batuan dan pasir, dan pelagophils (mempersyaratkan perairan terbuka). Berdasarkan kriteria tersebut maka ikan torsoro termasuk kedalam kelompok lithopilis karena memijah pada sungai yang dasar perairannya batuan dan bersubstrat pasir/kerikil. Sedangkan ciri morfologinya yaitu telah memiliki bobot 800 gram untuk  induk jantan dan 1300 gram untuk induk ikan betina dengan kisaran fekunditas 11.689-14.433 butir, serta ukuran perut yang membesar pada induk ikan betina.
    Ikan torsoro memijah pada saat musim hujan karena terrjadi stimulus faktor lingkungan  diantaranya suhu, perubahan kimia air dan aliran air/flooding. Kecerahan air dan suhu akibat banjir akan merangsang pemijahan pada ikan torsoro dan kerabatnya.
2.3 Kebiasaan Makan
Pakan alami ikan torsoro ini sangat bervariasi baik dari hewan maupun tumbuhan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Berdasarkan dari jenis pakanya, ikan bias di kelompokan menjadi pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan detritus, ikan buas dan pemakan segalanya (Effendie 2002). Hasil pengukuran terhadap panjang usus ikan torsoro rata-rata 1,5 kali dari panjang tubuhnya, maka dapat dikatakan tergolong kedalam ikan omnivora atau pemaka segala.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makala Nekton