PEMBUATAN PAKAN IKAN








PEMBUATAN PAKAN IKAN
(Nutrisi dan Manajemen Pakan)




Oleh
Rahmat Hidayat
0914111069




PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011




I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-  50% dari biaya produksi. (Herry.S.si,2008)

Bahan – bahan baku yang dipakai dalam pembuatan pakan buatan berfungsi sebagai sumber protein, energi, mineral dan vitamin. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas dan harga. Bahan-bahan ini bisa didapatkan dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani). Penggunaan bahan baku lokal potensial untuk kepentingan budidaya tidak hanya berfungsi untuk menekan biaya produksi, tetapi sekaligus menjamin kontinuitas bahan untuk kepentingan pembuatan pakan.

B. Tujuan Praktikum
           
Adapun tujuan dari praktikum pembuatan pakan  adalah sebagai berikut:
1.   Mengetahui cara  pembuatan pakan buatan.
2.   Mengetahui alat dan bahan baku pakan buatan.
3.   Mampu menghitung formulasi pakan ikan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Pakan tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi dan pertumbuhan. Fungsi lain pakan antara lain :
1. Pengobatan, dengan kuantitas dan kualitas pakan yang memadai, ikan akan mampu tumbuh dengan baik dan tahan terhadap serangan penyakit. Karena ketahanan tubuh ini dipengaruhi oleh kerja hormonal, dan kerja hormonal akan dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dimakan. Pakan sebagai obat dibuat dengan menambahkan jenis obat tertentu seperti antibiotik, vitamin c, ataupun asam organik dalam pembuatannya.

2. Pembentuk warna tubuh, pakan jenis ini banyak dimanfaatkan untuk budidaya ikan hias. Pakan yang dibuat ditambahkan pigmen tertentu. Sumber pigmen yang digunakan yaitu pakan yang mengandung karoten jenis xantophyl dengan konsentrasi 20-60 mg/gram. 

3. Peningkat cita rasa, peningkatan cita rasa pada daging ikan dapat dilakukan dengan pemberokan.

4. Reproduksi, fungsi lain dari pakan adalah mempercepat kematangan gonad sehingga proses reproduksi dapat dipercepat. Jenis pakan yang dapat memacu perkembangan dan pematangan gonad adalah cumi-cumi, udang, kepiting, dan kerang yang masih segar. Dapat pula ditambahkan vitamin E.

5. perbaikan metabolisme lemak dapat dilakukan dengan menambahkan asam bile pada pakan. Asam bile merupakan cairan yang dihasilkan oleh hati dengan kandungan garam natrium dan garam kalium. Garam-garam ini akan menurunkan tegangan permukaan lemak sehingga lemak akan mudah teremulsi dalam air dan akhirnya dapat diserap dengan  mudah oleh tubuh (Edi Afriyanto dan Evi Liviawaty, 2005).

Bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas pakan buatan yang dihasilkan, ada lima persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan baku ialah :

1.    Nilai Gizi
Pengetahuan nilai gizi sangat penting untuk menetukan komposisi bahan tersebut dalam pembuatan pakan. Kandungan gizi pakan buatan disesuaikan menurut kebutuhan. Pengetahuan kandungan gizi bahan baku pakan berguna untuk menutupi kekurangan yang dimiliki oleh bahan baku lainnya.
Nilai gizi ini dapat diketahui melalui analisis proksimat dilaboratorium atau cara praktis dengan melihat daftar komposisi bahan pakan. Walaupun angka yang teradapt didaftar bahan baku tidak selalu tepat namun cukup memadai untuk pedoman dalam penyusunan formulasi pakan.

2.    Mudah Dicerna
Bahan baku pakan buatan hendaknya mudah dicerna oleh ikan agar nilai efesiensi pakannya cukup tinggi. Tingkat kecernaan bahan baku yang digunakan dapat dilihat dalam daftar yang memuat nilai ubah bahan pakan. Semakin tinggi nilai ubahnya, berarti bahan baku pakan tersebut semakin sulit dicerna.

3.    Tidak Mengandung Racun
Racun adalah zat yang dapat menyebabkan sakit atau kematian apabila masuk kedalam tubuh ikan. Akibat timbulnya racun pada bahan baku sangat bervariasi, penyimpanan yang terlalu lama menyebabkan bahan baku pakan buatan mengalami kerusakan secara fisika, kimia atau meningkatnya kandungan racun, yang disebabkan adanya aktifitas mikroba, serangga, atau proses oksidasi.
Selain itu adanya kandungan racun dari bahan baku itu sendiri, misalnya biji kapas dan kapuk mengandung racun gosipol, kcang tanah mengandung racun yang menghambat aktivitas enzim tripsin.

4.    Mudah Diperoleh
Pengeluaran terbesar dalam budidaya ikan secara intennsif adalah biaya pengadaan pakan. Apabila bahan baku pembuatan pakan sulit diperoleh, biaya pengadaan pakan juga akan meningkat. Bahan baku pakan yang mudah diperoleh dengan harga murah adalah, limbah pasar, limbah rumah makan, limbah industri makanan, dan limbah pertanian.

5.    Bukan Merupakan Kebutuhan Pokok Manusia
Bahan baku yang dibuat untuk pakan ikan sebaiknya bukan kebutuhan pokok manusia, hal ini untuk menghindari terjadinya persaingan. Bahan baku yang masih dapat dimanfaatkan oleh manusia harganya relatif tinggi sehingga kurang efisien apabila digunakan sebagai bahan baku pakan ikan (Djajasewaka,1985).

Adapun jenis – jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan :

a. Dedak halus
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak. Tabel 1 berikut menyajikan kualitas nutrisi dedak halus.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Dedak

Nutrisi
Kuantitas
Bahan kering
91,0 %
Protein kasar
13,5 %
Lemak kasar
0,6 %
Serat kasar
13.0 %
Energi metabolis
1890,0 kal/kg
Calcium
0,1 %
Total Fosfor
1,7 %
Vitamin A

Asam Pantotenat
22,0 mg/kg
Riboflavin
3,0 mg/kg
Tiamin
22,8 mg/kg

Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya.

b. Kedelai 
          Kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan Timur Jauh seperti kecap, tahu dan tempe. Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti Tiongkok dan Jepang selatan, sementara G. soja merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara.

       Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Karena akarnya memiliki bintil pengikat nitrogen bebas, kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin.

c. Tepung Ikan
Berasal dari ikan sisa atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60 – 70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat tinggi, dan karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan menjadi mahal.

Tabel  2. Kandungan Nutrisi Tepung Ikan

Komponen
Kandungan
Protein kasar
60 – 70 %
Serat kasar
1,0 %
Kalsium
5,0 %
Fosfor
3,0 %

d. Tepung kepala udang
Pada pembuatan tepung kepala udang bahan yang digunakan adalah kepala udang. Tepung kepala udang memiliki kandungan protein 50-60%, lemak 7%. Adapun cara pembuatan tepung kepala udang meliputi :

1.    Limbah kepala udang direbus kemudian dijemur sampai kering dan digiling.
2. Tepung kepala udang yang telah digiling kemudian diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan mengandung kitin (Dr. Ir.Masyamsir, M.S, 2001).



III. METODELOGI


A.   Waktu dan Tempat
    Praktikum ini dilakusanakan pada tanggal 18 November 2011, pada pukul 09.00-12.00 WIB, bertempat di Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B.   Alat dan Bahan
      Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mesin penggiling, alat pencetak pakan, nampan, timbangan digital, dan alat tulis.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah tepung ikan, tepung jagung, tepung kedele, dedak, premix, tepung tapioka, minyak ikan, minyak jagung dan air.

C.   Metode Kerja
Pada praktikum pembuatan pakan dilakukan dengan perlakuan C (50%:50%) :
1.  Tepung ikan : 339,3 gram
2.  Tepung kedelai : 339,3 gram
3.  Tepung jagung : 85,7 gram
4.  Tepung dedak :85,7 gram
5.  Minyak ikan : 30 gram
6.  Minyak jagung : 20 gram
7.  Premix : 30 gram

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan pakan yaitu sebagai berikut :
1.    Bahan baku dalam pembuatan pakan disiapkan lalu di ayak.
2.    setiap bahan baku ditimbang sesuai dengan yang diperlukan dalam perlakuan praktikum.
3.    Semua bahan di campur dengan rata. Dalam proses pencampuran bahan dilakukan dengan cara bahan baku dicampur sesuai dengan jumlah bahan yang paling banyak terlebih dahulu kemudian disusul dengan bahan yang jumlahnya sedikit.
4.    Bahan yang sudah tercampur rata ditambahkan air hangat sebanyak 10% dari komposisi bahan total.
5.    Setelah bahan baku tercampur secara homogen, dilakukan pencetakan sesuai dengan ukuran pelet yang diinginkan.
6.    Pakan yang sudah jadi kemudian dikeringkan dibawah cahaya matahari hingga kadar air yang tersisa mencapai 3%.
7.    Setelah kering pakan ikan disimpan di tempat yang kering.



IV. PEMBAHASAN


Pembahasan

Pembuatan pakan dapat dilakukan dengan meramu beberapa macam bahan pakan dan diolah menjadi bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan ikan. Bahan-bahan untuk membuat pakan harus memenuhi kebutuhan nutrisi ikan, meliputi makronutrien seperti protein, lemak, dan karbohidrat serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Pellet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat keambaan pakan. Patrick dan Schaible (1980) menjelaskan keuntungan pakan bentuk pellet adalah meningkatkan konsumsi dan efisiensi pakan, meningkatkan kadar energy metabolis pakan, membunuh bakteri pathogen, menurunkan jumlah pakan yang tercecer, memperpanjang lama penyimpanan, menjamin keseimbangan zat-zat nutrisi pakan dan mencegah oksidasi vitamin. 

Pembuatan pellet terdiri dari proses pencetakan, pendinginan dan pengeringan. Perlakuan terakhir terdidri dari proses sortasi, pengepakan dan pergudangan. Menurut Pfost (1964), proses penting dalam pembuatan pellet adalah pencampuran (mixing), pengaliran uap (conditioning), pencetakan (extruding) dan pendinginan (cooling) (Industry, 2008). Dalam pembuatan pakan dibutuhkan penyusunan rumus sangat dibutuhkan untuk menentukan prosentasi protein yang akan diberikan pada ikan yang mengkonsumsi pellet tersebut. Penyusunan rumus pakan disusun dengan tujuan untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan ikan, khususnya bagi ikan konsumsi. Karena dengan menyusun rumus akan dapat menenyesuaikan kebutuhan pakan bagi ikan dengan prosentasi protein yang baik bagi ikan tersebut.

Penyusunan rumus dilakukan karena setiap ikan memiliki kebutuhan yang berbeda untuk pertumbuhannya. Tetapi pada dasarnya, ikan membutuhkan protein dalam jumlah besar untuk pertumbuhannya. Dan juga membutuhkan vitamin dan mineral walaupun dalam jumlah sedikit. Dalam penyusunan rumus, prosentase protein setiap bahan harus diketahui untuk disesuaikan dengan kebutuhan protein ikan tersebut. Perhitungan protein dapat ditentukan dengan beberapa rumus yaitu rumus trial dan cara bujur sangkar, jika di dalam bahan tersebut akan ditambah oleh bahan yang juga memiliki kandungan protein baik tingi maupun rendah (di bawah 20%).


V. KESIMPULAN
           
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari dari praktikum pembuatan pakan antara lain :

1.    Pembuatan pakan dilakukan dalam beberapa tahap, meliputi penggilingan, penghitungan formulasi pakan, pencampuan bahan baku, pencetakan, dan pengeringan.

Komentar

  1. ijin untuk di ambil beberapa kalimat dari blog anda

    BalasHapus
  2. izin copy sebagian kalimat yah

    BalasHapus
  3. silahkan, semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  4. ijin sedot gan,, artikelnya... terimakasih

    BalasHapus
  5. mantap izin ambil yg persyaratan bahan

    BalasHapus
  6. INGIN DAPAT REJEKI BESAR !!
    GABUNG DISINI YUK !!
    LINK HOKI : MARIOQQ88. Org
    WA+62 821-4331-1663

    Link Alternatif :
    - www.marioqq88. org
    - www.marioqq88. club

    BalasHapus
  7. Dengan banyaknya yang menyukai burung lovebird, harga jual burung ini pun sangat tinggi dan meningkat, seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga wajar, bila para peternak burung berlomba-lomba membudidayakan burung lovebird agar meraup banyak keuntungan. Namun hal yang banyak terjadi, dalam proses budidaya/beternak burung lovebird, Kita sering mengalami kegagalan untuk mengawinkan keduanya (jantan dan betina). Alasannya cukup simpel, tidak sedikit burung. Masih berkaitan Jika menggunakan cabai bubuk korea warnanya akan jauh lebih merah dan jika menggunakan cabai lokal warnanya tidak secerah cabai korea tapi rasanya lebih mantap.
    Cara Membuat Pakan Lele Sistem Pencernaan Kelinci Ufa Bunga SMartphone

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makala Nekton

Makalah Tor Soro